Lembaga Palang Merah disini memiliki beberapa toko retail yang menjadi salah satu penopang dalam menggalang dana untuk membantu kegiatan kemanusiaan. Produk yang dijual adalah produk fashion, serta berbagai macam barang-barang lainnya seperti peralatan makan, buku-buku serta CD film dan musik.
Lelaki tunawisma di distrik Trevastere, Roma. |
Kebanyakan pakaian maupun barang-barang yang dijual di toko ini merupakan barang-barang bekas pakai, walau tidak semuanya. Ada juga beberapa barang yang dibeli toko dengan harga diskon lewat kerjasama dengan beberapa toko terkenal. Karenanya, harga-harga yang ditawarkan di toko Palang Merah jauh lebih murah dibanding toko-toko lainnya. Barang-barang baru tersebut seperti tas dan sepatu bisa dibeli dengan harga 40% dari harga yang ditawarkan di toko asal. Sementara itu untuk pakaian bekas yang masih layak pakai maupun baru ditawarkan dengan harga yang sangat ramah kantong, rata-rata seharga $8 dan pakaian yg berlabel designer terkenal sekitar $15-19.
Dulu sebelum menjadi volunteer di toko ini, saya pikir pembelinya adalah kalangan menengah ke bawah, tetapi setelah beberapa bulan melayani pembeli, pendapat saya keliru.
Memang kebanyakan yang datang berbelanja adalah mahasiswi yang berburu pakaian-pakaian dengan model terkini dan model vintage/ retro. Dan mereka sangat pandai mengkombinasikan warna serta model sehingga terlihat sangat gaya ketika di kenakan, beberapa pelanggan tetap adalah ibu-ibu yang mengejar asesori untuk disandingkan dengan busana mewah mereka. Sementara pekerja kantoran lebih cenderung membeli rok atau kemeja yang bisa dipakai ke tempat kerja.
Biasanya, kami mulai menutup toko 15 menit sebelum jam 5. Dimulai dengan memasang tiang untuk menurunkan pintu yang diturunkan dan dikunci di lantai, lalu diikuti dengan menurunkan sepenuhnya salah satu pintu masuk dan membiarkan yang satunya separuh tertutup. Dengan begitu, calon konsumen tidak lagi masuk di toko sementara yang sudah berada di dalam masih bisa leluasa berbelanja hingga toko ditutup pada hari itu.
Banyak hal baru yang saya pelajari dalam menjalankan bisnis, dari mengelola barang yang masuk maupun keluar, menetapkan harga, merchandising,alias memajang barang sehingga kelihatan menarik di mata konsumer, dan mengganti temanya dalam periode waktu tertentu hingga mengelola keuangan. Tak lupa, memasang mata dan melihat gerak gerik konsumen yang mencurigakan serta sesekali memeriksa tas mereka, yang merupakan praktek wajar disini.
Sesuatu yang sama sekali baru buat saya dan terus terang dalam skala yang jauh lebih besar dari sekedar bisnis kecil-kecilan membuat kue-kue kecil pada masa kuliah dulu.
Minggu lalu, seorang konsumen masuk ke toko tepat sebelum kami mulai memasang tiang penyangga, dia berdiri di depan rak buku dan dengan tekun memilih CD yang di pajang di atas rak. Dia berjalan ke arah saya dan menanyakan apa saya bisa memberi diskon bagi CD -CD tersebut dan mengatakan bahwa ia akan menyumbangkan keseluruhan keping CD tersebut ke senior homes atau panti jompo.
Sekilas, kalau dilihat dari penampilannya, siapapun akan ragu dengan ucapannya tersebut. Tetapi tugas saya bukan menilai si pembeli melainkan melayani mereka. Dengan ramah saya tegaskan kita tidak bisa memberi diskon karena memang harganya sudah sangat murah, dan toko ini misinya membantu fundrising palang merah sehingga mereka bisa menjalankan misi kemanusiaan.
Ia lalu meminta berbicara dengan manejer kami, lalu saya memanggil Jenny dan ia mengatakan hal yang sama. Tetapi lelaki tadi terus berbicara seolah-olah ia tidak menghiraukan ucapan kami. Dia berbicara mengenai panti jompo, mengenai musik dan berbagai hal. Jam telah menunjukkan pukul 5 dan belum ada tanda-tanda ia akan selesai. Seandainya ia terlihat rapi tentu saya sudah meninggalkan Jenny begitu jam menunjukkan pukul 5, terlebih lagi seorang teman saya menyampiri ke toko dan mengajak ngopi di cafe sebelah begitu toko di tutup. Tetapi pakaiannya yang lusuh dan kecendrungannya yang berbicara banyak membuat saya mengkhawatirkan keselamatan Jenny, untungnya teman saya juga salah seorang relawan disana sehingga kami memutuskan menunggu hingga laki-laki itu selesai berbelanja.
Tepat pukul 5:30 ia berjalan menuju kasir, saya pun segera bersiap-siap berpamitan pada Jenny, manejer kami. Ketika membayar, laki-laki itu mengatakan pada Jenny untuk memotong $40 dari kartu kreditnya dan memberikan pada kami untuk membeli kopi. Saya dengan halus menolak dan mengatakan padanya, kalau ia mau sumbangkan saja uang itu untuk palang merah, saya tekankan, kami senang menjadi relawan di tempat itu dan tidak perlu dibayar atas waktu kami. Ia tersenyum lebar dan sedikit bercanda memuji kami yang dengan sabar menungguinya.
Seminggu berlalu, ketika saya kembali bertugas sesuai jadwal saya, Jenny bertanya apa saya ingat dengan lelaki lusuh yang mengganggu jadwal kepulangan saya minggu lalu. Tentu saja saya ingat, dan Jenny mengatakan, wah untunglah kita tidak menilai dia dari penampakannya, sambil tertawa. Ia orang baik, lanjutnya lagi, ia membantu panti-panti jompo, dan....Jenny menggantung ucapannya...dan, saya mengulangi kata itu sambil mengernyitkan dahi...dan kamu telah membawa perubahan katanya, "You have made a change" ujarnya. Karena kamu sabar menunggu dan melayani dia dengan baik, kemarin ia kembali kesini dan mendonasikan $2000 untuk Palang Merah ujar Jenny. Wah kalau begitu,"we have made a change" ujar saya.
Saya bertanya bagaimana mungkin ia bisa menyumbangkan sebanyak itu, melihat penampilannya yang lusuh dan jauh dari kesan orang mampu. Ternyata setelah bercerita panjang lebar, Jenny mengatakan lelaki itu datang dari salah satu keluarga terkaya di kota kami, dan keluarganya aktif terlibat membantu lembaga sosial yang bergerak bagi kemanusiaan. Sekilas cerita mengenai kakek peminta-minta, kembali hadir ke kepala saya, tetapi tidak ada hal yang mistis disini.
Hmmmm...walau sampai saat ini saya masih suka "judge the magazine based on its cover", saya harus setuju dengan pepatah lama, jangan menilai orang dari penampakan luar mereka.
No comments:
Post a Comment
Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: