Hari sabtu tanggal 30 Oktober 2010 yang lalu, dua komedian terkenal dari stasiun Comedy Central, Jon Stewart dan Stephen Colbert, mengadakan sebuah rapat umum (rally) di National Mall, Washington DC. National Mall adalah alun-alun utama di ibukota Amerika Serikat yg berupa lapangan rumput memanjang yg bersisikan the Capitol alias gedung parlemen di satu sisi, beberapa museum yg menjadi bagian dari Smithsonian museum, tugu peringatan presiden George Washington di tengah-tengah, dan diujung lainnya terdapat Lincoln memorial. Disekitar area ini pula berdiri Gedung Putih serta Jefferson memorial. National Mall telah menjadi tempat berkumpul publik untuk berbagai kegiatan, baik sekedar mengunjungi museum, tempat duduk-duduk di rumput diwaktu senggang, tempat melakukan advokasi maupun berolahraga. Pada awal musim semi di salah satu tamannya disekitar tidal basin telah menjadi tempat orang-orang untuk menikmati indahnya bunga sakura (cherry blossom). Tapi saya tidak menulis tentang wisata di National Mall kali ini melainkan sedikit refleksi tentang "Rally to Restore Sanity/ March to Keep Fear Alive" yang digagas dua komedian diatas.
Jon Stewart adalah pemandu acara Daily Show dan Stephen Colbert memandu acara the Colbert report. Dua acara ini berupa parodi dari berita tentang politik yg terjadi sehari-hari di Amerika. Stewart dan Colbert mengemas acara ini dalam dua tema berlawanan yaitu Rally to Rrestore Sanity oleh Stewart dan March to Keep Fear Alive oleh Colbert yang di kemas dalam satu rangkaian acara.
Acara ini merupakan reaksi dari dua komedian ini terhadap realita politik yg terjadi saat ini mengenai gejala yg sedang terjadi di media (pemberitaan). Termasuk bagaimana tokoh politik memanfaatkan isu-isu yang sedang hangat dimasyarakat dan menjadikan isu tersebut sebagai kendaraan mereka menuju kekuasaan. Serta sulitnya dua partai politik bekerjasama dan mengatasi persoalan-persoalan yg terjadi saat ini.
Sebelumnya, Stewart mengundang presiden Obama untuk hadir di Daily Show dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yg mungkin juga telah menjadi tanda tanya bagi kebanyakan orang yaitu sejauh mana janji-janji politik yg dibuatnya selama Pemilu telah tercapai. Acara ini berbeda sekali diantara seri Daily Show yg biasanya dimana Stewart benar-benar serius mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut dan sedikit sekali komedi ia tampilkan.
Rally sendiri dimulai saat Stewart yg berada di atas stage berbicara dengan Colbert yang sedang bersembungi dalam bunker jauh dibawah stage karena ketakutannya akan dunia luar dan akhirnya Stewart berhasil meyakinkan Colbert untuk keluar, kali ini dia dibawa oleh sebuah kapsul yg menyerupai kapsul penyelamat pekerja tambang di Chile baru-baru ini.
Disela-sela acara tersebut Stewart memanggil penyanyi terkenal Yousef Islam (Cat Steven) muncul dan menyanyikan lagunya "Peace Train" yg diinterupsi oleh Colbert dengan menghadirkan Ozzy Ousborne dengan lagunya "Crazy Train", akhirnya kedua penyanyi tersebut berdamai dan bersama-sama menyanyikan "Love Train". Selain mereka berdua turut juga tampil pesohor-pesohor lainnya seperti Sheryl Crow, Tonny Bennet, dll. Kehadiran pesohor-pesohor ini memberikan kejutan tersendiri karena kedua penggagas acara ini tidak pernah menyebutkan nama-nama mereka sebelumnya.
Diantara rangkaian acara Stewart menyerukan kepada peserta rally untuk lebih berhati-hati dalam mencermati propaganda yang sedang marak belakangan ini, untuk mampu membedakan antara orang-orang rasist dan anggota kelompok Tea Party secara keseluruhan (yg sering mengadakan pertemuan membahas isu-isu politik).
Ia melanjutkan "ketidakmampuan membedakan antara orang-orang yang berlebihan dalam kefanatikan mereka (real bigot) dengan Juan William (yg baru saja di pecat oleh radio NPR terkait komentarnya tentang rasa takut yg melandanya jika melihat orang berpakaian atribut agama tertentu di pesawat) dan Rick Sanchez (yg dipecat CNN karena komentarnya tentang media di Amerika yg dikuasai kelompok etnis tertentu) merupakan suatu bentuk penghinaan, tidak saja terhadap kedua orang tersebut, tetapi juga kepada kelompok yang rasist yang telah memfokuskan upaya mereka untuk menyebar kebencian, sama halnya ketidak mampuan antara membedakan teroris dari keseluruhan komunitas Islam semakin membuat kita merasa kurang aman" lanjutnya.
Entahlah, bagi saya pribadi hadir di acara ini bersama dengan orang-orang dari berbagai warna, menjadi bagian dari dua ratusan ribu lautan manusia dan mendengar pesan yg disampaikan Stewart, membuat saya berkesimpulan bahwa terlepas dari apapun yang diberitakan media, yang saya dengar dari orang-orang yang mengaku tokoh apa saja, apapun yg disampaikan tak bisa begitu saja di telan mentah-mentah tanpa melalui proses pemikiran sendiri, dan ternyata tidak mudah memang, melepaskan diri dari berbagai jargon, pola pandang yang mungkin telah ditanamkan dan tertanam melalui berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan hidup selama ini.
Ah berbagai streotype muncul dikepala saya dan mungkin akan makan waktu untuk menepisnya satu persatu," batak makan orang (ucapan yg sy terima saat kecil tumbuh di satu kampung yang homogen etnisnya, budaya barat itu buruk dan merusak moral (kalau tidak salah di dengar di sela-sela sebuah pelajaran tentang moral di bangku sekolah), semoga mata kaum kafir terbuka (komentar ttg rally ini yg baru saja saya baca di salah satu web berita), ya..ya..ya..satu persatu yang pernah melintas samar-samar muncul kembali.
Baiklah, saya teringat akan kalimat ini yg pernah saya baca entah dimana," you can not change the world, but you can change your self". Terima kasih Stewart yang telah kembali mengingatkan orang-orang yang hadir di sana untuk mampu berpikir sendiri dan tentunya melanjutkan usaha yang tidak mudah untuk mengibaskan kembali hal-hal yg telah terlanjur melekat, menyaring dan memaknainya kembali sesuai dengan kesadaran dan daya pikir sendiri, melakukan sebuah proses "deconstruct dan reconstruct" akan apa yg didengar dan telah diamini begitu saja.
No comments:
Post a Comment
Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: