Wednesday, March 7, 2012

Percakapan di toko Apple

Beberapa bulan lalu, suami dan saya memutuskan mengganti telepon genggam kami . Keinginan tersebut membawa kami bertandang ke toko Apple terdekat. Buat suami, bertandang ke toko elektronik terutama komputer sama halnya seperti seorang anak bermain ke toko yang penuh dengan cokelat dan permen. Mungkin karena ia memiliki sejarah panjang dengan komputer, dari sekedar berkenalan, membuat permainan dan menjadikan adiknya sebagai kelinci percobaan, hingga menjadi bagian yang tak terpisahkan lewat pekerjaan yang ia geluti.

Kami berdua menyukai bagaimana toko Apple ini di tata, rapi, sederhana, meja-meja lebar diatur sedemikian rupa dengan berbagai fitur diatasnya. Kita boleh memandang, mengutak-atik dan bermain sepuas hati dan tidak terintimidasi dengan sapaan staf yang melayani penjualan.

Setelah memutuskan apa yang kami inginkan, seorang staf mendekat dan memberi aba-aba lewat gerakan tangannya untuk mendekat ke komputer terdekat. Setelah beberapa saat saya baru sadar kalau si mbak eh si mas yang cantik dan parasnya sedikit menyerupai Christian Syriano, desainer yang terangkat namanya lewat program televisi "Project Runway" sangat berbeda dari staf penjual umumnya.

Yang lebih menarik lagi, ia sangat percaya diri dengan senyumnya dan matanya yang sangat responsif ketika menanggapi pertanyaan kami. Lalu dengan senyum kami memulai percakapan ini.

A:"Apa anda sudah tahu apa yang diinginkan?"
S:"Ya, kami ingin mengganti versi ini dengan versi xx".
A:"Oh, tapi anda tahu versi terbaru baru saja keluar?", lebih ringan dan ada fitur tambahan."
S:"Ya, tapi saya kurang menyukai modelnya, terlalu maskulin buat saya." (sambil mengernyitkan dahi)
A:"Oh! Sama, saya juga kurang suka," ia tersenyum dan mengeluarkan lipstik dari tas mungilnya dan memasang lipstik di depan kami.
S:"Oh , saya suka warna lipstik itu," dengan cepat saya menyela.
A:"Benarkah? Saya juga suka. Lalu kami sama-sama tersenyum.

Ia selanjutnya menjawab beberapa pertanyaan kami seputar barang yang kami inginkan. Dan memastikan bahwa kami paham akan pilihan kami. Ketika meninggalkan toko itu, suami saya berkata, wah tadi sangat mulus ya percakapannya, sepertinya kalian memiliki "chemistry" alias nyambung. Ya, saya menyukai staf tadi. Terlebih lagi fakta bahwa ia tidak dapat berbicara tidak menghentikannya untuk berkiprah sebagaimana orang lain yang bisa berbicara, terlebih lagi, kebijakan di Amerika yang tidak mendiskriminasi orang yang memiliki kemampuan berbeda untuk mendapat pekerjaan patut diacungi jempol.

Lalu jika ada pertanyaan terlintas, bagaimana orang yang bisu bisa melakukan percakapan diatas, tentu saja, kami berada di toko Apple, percakapan dilakukan di layar MAC komputer ;)

No comments:

Post a Comment

Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: