Wednesday, December 5, 2012

Perjalanan ke Flores 6: Labuhan Bajo

Sore menjelang malam, Amsterdam merayap memasuki Labuhan Bajo. kota yang terletak di ujung barat Flores ini merupakan kota terakhir yang kami kunjungi sebelum kembali ke Bali.

Amsterdam mengarah ke Hilltop hotel namun sayangnya hotel ini penuh, ternyata tidak mudah mencari penginapan disini apalagi saat "weekend" dan "high season", akhirnya kami menemukan losmen yang bisa menampung kami berenam, ada dua kamar, satu berukuran kecil dan satu kamar berukuran cukup besar dengan kamar mandi yang lumayan bersih dan besar. 

Satu kamar yang lebih kecil bagi teman Perancis kami sementara Uli, Kara, Jamie dan saya berada di kamar yang lebih besar. Yaa..kasian juga Jamie daripada ga dapat kamar, Uli menawarkan untuk "share" dengan kami bertiga dengan tambahan extra bed tentunya..."a bit akward, eyes code exchanging" beberapa detik antara saya dan Kara tapi sudahlah..kasian juga kalo dia mesti nginep di bawah langit tanpa atap.

Amsterdam "driver" menawarkan mengantar kami ke gua cermin keesokan harinya, lumayanlah kami diberikan layanan ekstra meskipun kami telah tiba di tempat tujuan. Pagi-pagi kami menuju gua dan satu-satu berjalan hati-hati memasuki gua dan menikmati stalaktit dan stalagmit, didinding gua terdapat goresan seperti ikan dan kura-kura, tampaknya pada satu masa dulu, gua ini merupakan bagian dari lautan.

Menjelang siang perut mulai lapar dan kami memutuskan makan siang di Kafe Paradise alias kafe surga, nama yang sangat cocok untuk tempat dengan pemandangan seindah ini. Kafe ini terletak dibelakang hotel Gardena. Begitu duduk dan memandang kearah laut...pffhhhh!!! "what a wonderful view" a truly paradise!!!...it sooooooo...beautiful kayanya ga mau beranjak dari tempat ini, meskipun makan siang sudah berlalu beberapa jam..


DS Photography
Pemandangan dari Kafe Paradis, Labuhan Bajo
Berjalan menyusuri port of Labuhan Bajo, Kara dan saya duduk di pinggiran laut dan menikmati senja temaram jatuh dipelabuhan. Kapal-kapal kecil mulai bersinar dan cahaya lampunya jatuh di deburan ombak, dengan cahaya matahari pasca tenggelam meninggalkan semburat ungu dan oranye dilangit. "It is a blessing to be here at this particular moment,...".

Entah karena suasananya tak terasa pembicaraan mengarah ke hal-hal pribadi, keluarga dan tiba-tiba kita terkenang akan "our late fathers, how things were and so on..and so..on"...dan gak tahu kenapa setiap kali membicarakan ini entah sekali ataupun ribuan kali tak terasa mata terasa hangat dengan pelupuk yang siap menumpahkan air yang sedang dibendungnya. "Whereever you are, you will always and always live with us, as long as we keep you in our memory"



Labuhan Bajo Port Menjelang Malam

Akhirnya last dinner di Labuhan Bajo,..beberapa guide lokal menawarkan tur ke Rinca dan Komodo, hmmm...sudah sampai sini...dan komodo hanya disebrang sana dibelantara pulau-pulau yang sedang tertutup kabut,..pilihan lain adalah menuju komodo dengan "Perama boat" yang malam ini langsung berangkat,..tapi..kita terlalu capek lagipula tiket pesawatTigana air ke Denpasar sudah ditangan. Hmmm...rasa bimbang mulai menyerang...

Akhirnya setelah bercas-cis-cus dengan tiga teman seperjalanan kulit putih lainnya kita memutuskan menyewa boat ke Pulau Komodo dan Rinca dan bukan itu saja, "the same boat will deliver us on "a three night four days" from Lombok to Labuhan Bajo, how exciting!!! dengan harga yang hanya sejeti perkepala dan tambahan dua orang lagi selain kami untuk membuat pelayaran ini "possible".

Setelah segala macam perundingan dilakukan kita menyempatkan diri melihat boat yang akan menjadi rumah kita beberapa hari kedepan. Saya mulai menyanyakan sistem navigasi dan radio kalau-kalau ada hal-hal yang terjadi di tengah laut.

Sang kapten dengan senyum bijaksana berkata "kita orang Bajo" dari dulu sudah melayari rute ini, mudah-mudahan aman,..hikss...ada rasa ngeri terlintas dan sedikit "eyes code exchanging" terjadi,..lalu dua temen saya mulai berteriak aduhh Muuum!!..hiks..hiks..pertanyaannya malah buat kita kuatir,..

Ya beginilah,..padahal usia kita bertiga ga jauh-jauh amat dan saya bukan yang paling banyak umurnya tetapi karena berbagai pertimbangan they called me "step Mum" yang masih berlaku sampai sekarang.

Well akhirnya keputusan sudah dibuat besok pagi kita akan berlayar menuju Lombok dan singgah di Pulau Rinca dan Pulau Komodo dengan kapal tanpa alat navigasi. Malam itu semuanya pergi tidur dan sebelumnya mengirim email, sms, kepada orang-orang tersayang, kalau dalam empat hari tidak ada pesan dari kita silahkan menghubungi tim SAR terdekat hehe...dan yang pasti, doakan agar kami selamat :)

Salah satu kapal yg sangat canggih dibandingkan kapal yg kami naiki.

No comments:

Post a Comment

Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: