Hari ini, hari terakhir kami di Flores dan Labuhan Bajo, pagi-pagi sekali Amsterdam,mobil yang kami sewa, menjemput kami untuk belanja snack dan minuman sebelum
bertolak ke P. Rinca dan P. Komodo. Jam sepuluh pagi kapal kecil yang kami
tumpangi bergerak meninggalkan Labuhan Bajo menuju Pulau Rinca. Saatnya mengucapkan terima kasih kepada pak supir dan Amsterdam yang telah mengantarkan kami beberapa hari ini.
Dalam perjalanan selanjutnya, ke taman nasional Rinca dan Komodo dan selanjutnya berlayar ke Lombok, kami
kedatangan dua anggota baru, sepasang orang Perancis, sehingga total ada empat orang Perancis dalam kelompok kami. Kalau teman jalan kami adalah sepasang Perancis akademisi yang
malu-malu dan suka senyum kalau yang dua ini sangat senang berbicara dan terlihat percaya diri. Dalam perjalanan menuju Taman Nasional, awak kapal mengantarkan kami snorkeling di sebuah pulau kecil dengan pantainya yang berwarna kemerahan.
Segera
saja semuanya terjun ke laut berenang dan ber-snorkeling
sepuas-puasnya. Tak jarang, kami yg sedang asik ger-snorkelling terkaget-kaget merasakan
gigitan ikan-ikan kecil yg berenang di dekat kami. Ternyata ukuran besar bukan berarti menjadi jaminan keselamatan, ha ha.
Pantai
merah diselimuti pasir putih yang bercampur dengan butir pasir merah
yang berasal dari pecahan koral berwarna merah yang banyak
terdapat disana. Kami berenang cukup jauh menuju pantai karena awak kapal
tidak mau membuang jangkar terlalu dangkal dan merusak koral, kesadaran yang cukup mendalam bagi mereka yang menggantungkan hidupnya dari parawisata bahari ini. (Bagi teman-teman yang kurang mahir berenang ada baiknya membawa pelampung ketika turun dari kapal mengingat jaraknya yang cukup jauh ke pantai.)
Koralnya sendiri sangat indah, membentuk bunga-bunga yang berwarna-warni dan bahkan beberapa titik didominasi warna hijau dan merah, dan tentunya banyak sekali ikan yg berenang dengan berbagai ukuran. Keindahan ini mengingatkan saya ketika ber-snorkelling di Gili Nanggu di Lombok beberapa waktu lalu. Ada perasaan takjub yang luar biasa saat menikmati keindahan karang dan berenang bersama ikan-ikan, seolah-olah kita menjadi bagian dari habitat disekitar pantai tersebut.
Naik
kembali ke kapal dan berlayar meninggalkan pantai merah menjelang senja, makan malam sudah
menunggu, hmm,.. menu ikan bakar segera ludes dalam sekejap. Malam itu kami menginap diatas kapal yang berhenti di
balik pulau kelelawar untuk melanjutkan perjalanan esok harinya.
Pagi-pagi sekali, pelayaran dilanjutkan dan kami menginjakkan kaki di Pulau Rinca. Jembatan kayu panjang menjadi tempat sandaran dan pintu utama memasuki kawasan Taman Nasional Komodo. Setelah membeli karcis masuk kami dikawal oleh ranger setempat mulai berjalan kaki di seputar taman nasional, melewati sarang komodo berupa timbunan tanah dan dedaunan yang menjadi tempat komodo ngadem, melihat bayi komodo dipucuk pohon, serta bertemu dua ekor kerbau liar, rusa dan akhirnya sampai di atas bukit dengan pemandangan yang "ruarrr biasa"
Mejeng sejenak di Pulau Komodo |
Setelah puas berjalan kaki mengitari kawasan di dekat pos penjaga dan sedikit mengeksplorasi kawasan di sekitarnya, kami naik lagi ke kapal dan perlahan lahan bergerak menuju laut
Sumbawa.
Kapal kami terus bergerak menantang ombak melewati Pulau Sangiang dan "somewhere in the ocean" menjelang malam, sang kapitan menanyakan apa kita mau mandi, yang tentu saja kami sambut dengan gembira,..ia lalu mengurangi kecepatan dan mengarahkan kapal pada sebuah area yang penuh koral dan lebih dangkal, gelombang membentuk riak-riak kecil seperti lingkaran dengan warna hijau turqoise didalam lingkarannya. Sepertinya acara mandi sore itu tidak bisa singkat, Pak Kapitan telah meneriaki kita untuk segera naik tapi tak ada satupun yang mau beranjak sehingga mau tak mau dia menyalakan mesin kapal dan berpura-pura me ninggalkan kita, akhirnya dengan berat hati semuanya naik kembali ke kapal menuju pulau Satonda.
Komodo remaja menyambut kami di Pulau Komodo |
Kapal kami terus bergerak menantang ombak melewati Pulau Sangiang dan "somewhere in the ocean" menjelang malam, sang kapitan menanyakan apa kita mau mandi, yang tentu saja kami sambut dengan gembira,..ia lalu mengurangi kecepatan dan mengarahkan kapal pada sebuah area yang penuh koral dan lebih dangkal, gelombang membentuk riak-riak kecil seperti lingkaran dengan warna hijau turqoise didalam lingkarannya. Sepertinya acara mandi sore itu tidak bisa singkat, Pak Kapitan telah meneriaki kita untuk segera naik tapi tak ada satupun yang mau beranjak sehingga mau tak mau dia menyalakan mesin kapal dan berpura-pura me ninggalkan kita, akhirnya dengan berat hati semuanya naik kembali ke kapal menuju pulau Satonda.
Pagi
harinya saya bangun pagi-pagi dan "luckily" melihat sepasang lumba-lumba
yang berenang berputar dalam harmoni, sayang yang lain belum pada bangun, tak berapa lama kita sampai di Satonda. Pulau ini memiliki danau air
tawar ditengah-tengahnya, pemandangannya cukup bagus, dan ada jalan
setapak mendaki menuju danau, terdapat pura kecil yang digunakan umat
Hindu bersembahyang, setelah berenang dilautan sepertinya minat untuk
berenang di danau drastis berkurang.
Kru kapal menurunkan sampan kecil dan mengantar kami ke pantai Satonda, sekilas Satonda terlihat seperti sebuah bukit, kami mendaki menuju puncaknya lalu berjalan turun menuju danau, di jalan kami berpapasan dengan beberapa orang, diantaranya perempuan memakai kebaya, persis seperti perempuan-perempuan Bali yang pergi bersembahyang. Ketika kembali ke kapal, tak seorangpun tampaknya tertarik menaiki sampan, kami menceburkan diri ke pantai dan berenang ke kapal, hanya kamera-kamera kami yang naik sampan.
Kru kapal menurunkan sampan kecil dan mengantar kami ke pantai Satonda, sekilas Satonda terlihat seperti sebuah bukit, kami mendaki menuju puncaknya lalu berjalan turun menuju danau, di jalan kami berpapasan dengan beberapa orang, diantaranya perempuan memakai kebaya, persis seperti perempuan-perempuan Bali yang pergi bersembahyang. Ketika kembali ke kapal, tak seorangpun tampaknya tertarik menaiki sampan, kami menceburkan diri ke pantai dan berenang ke kapal, hanya kamera-kamera kami yang naik sampan.
Kapal terus berlayar dilaut Sumbawa yang tidak ada ramah-ramahnya, ditengah laut kami diombang-ambingkan ombak, terkadang sedikit bergidik melihat langit yang dipenuhi awan gelap, untungnya
penumpangnya lumayan kuat, buktinya tak ada seorangpun yang sampai mabuk berat, puyeng sedikit iya, kita menghabiskan hari dengan
berjemur, ngobrol, main kartu dan membaca buku.
Sang kapitan menunjuk kearah pulau Medang, tempat asal kapal yang kami tumpangi. Mereka seluruhnya berasal dari pulau yang terletak di laut Sumbawa ini.
Malam terakhir di kapal, kami menghabiskan waktu dengan "telling the story of ourselves" apa aja termasuk yang malu-maluin, and "everyone seemed to enjoy it". Dari kejauhan terlihat lampu-lampu berkerlap-kerlip dari daratan Sumbawa yang tak terlihat karena tertutup malam pekat.
Keesokan
harinya kapal merapat di Pulau Moyo, disini kami berjalan kaki meninggalkan pantai menuju sungai dan air
terjun. Hmm...lumayan asik seger-segeran di air tawar, setelah beberapa hari ini, kami hanya bersinggungan dengar air asin. Segera saja kami berloncatan dari
tebing disekitar air terjun, dan berpuas-puas berenang di lubuk sungai itu, namun, kesegaran
air tawar pulau Moyo jadi tak bersisa, begitu kami kembali berenang menuju kapal meninggalkan Pantai Moyo.
Sore
harinya, kapal kami akhirnya sampai di Labuan, Lombok, akhirnya "4 days
3 night trips of being anak buah kapal" pun berakhir. Ada rasa yang campur aduk antara sedih dan gembira, ketika mengucapkan perpisahan, mengingat pengalaman beberapa hari belakangan
ini menciptakan semacam ikatan diantara kami. Beberapa teman melanjutkan "adventure" mereka mendaki Rinjani, lainnya menuju Gili-gili di Lombok.
Sementara kami bertiga akan menginap semalam di Mataram, "the city where I used to live for 2 years", puas-puasin makan ayam taliwang di resto 2M di Cakranegara, selanjutnya kami terbang dan menghabiskan satu hari lagi di Bali sebelum bertolak ke Jakarta.
Sementara kami bertiga akan menginap semalam di Mataram, "the city where I used to live for 2 years", puas-puasin makan ayam taliwang di resto 2M di Cakranegara, selanjutnya kami terbang dan menghabiskan satu hari lagi di Bali sebelum bertolak ke Jakarta.
Kapal kami beserta kru-nya, muchas gracias! |
"Thanks
to the boat crews" atas keramahan dan pelayanan yang sangat baik!! Dalam
hati saya "make a wish" semoga suatu saat bisa kembali lagi ke Flores,
menikmati keindahannya dan mengalami perjalanan yang berbeda, mungkin "overland"
dari Flores, melewati daratan Sumbawa melintas ke Lombok dan
bermalas-malasan di Gili Meno atau Gili Nanggu, pulau favorit saya
(amin).
Ps: Bagi teman-teman yg ingin mencari tahu ttg wisata Flores bisa dilihat disini : www.floresexplore.com
Ps: Bagi teman-teman yg ingin mencari tahu ttg wisata Flores bisa dilihat disini : www.floresexplore.com
No comments:
Post a Comment
Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: