Sunday, August 19, 2012

Dari Perang Melawan Teror ke Perang Meniadakan Tuhan

Peperangan di Gaza yang sedang hangat-hangatnya diberitakan di berbagai media Januari 2009 yang lalu, secara tak langsung membuat saya tak henti-hentinya membaca tentang asal muasal konflik disana. Informasinya bisa diunduh disini :http://en.wikipedia.org/wiki/1948_Arab-Israeli_War, dan http://en.wikipedia.org/wiki/Six-Day_War




Dan secara tak sengaja setelah membaca halaman demi halaman dan meneliti kata kunci sampai juga akhirnya di google video berjudul BBC Politics: The Power of Nightmares, sebuah film dokumenter yang dimandori oleh Adam Curtis. Film ini terdiri dari tiga seri : (1) Baby it's cold out there; (2) the Phantom victory dan (3) The shadows in the cave. Bagi teman-teman yang punya waktu silahkan di google saja judulnya dan bisa menonton film ini dari google video.

Film ini dimulai dari kilas balik tentang dua orang yang kurang lebih berpandangan sama tetapi tidak identik satunya seorang Professor yang menganut paham neo-konservatif dan seorang pelajar Mesir di Amerika yang pulang ke negerinya membawa paham atau gerakan Islam fundamental. 

Kedua-duanya melihat adanya masalah dengan liberalisme. Disatu sisi berkembang Islam yang fundamentalist dan disisi lain neo-konservatif menemui jalannya di perpolitikan Amerika.

Sambil menonton paparan tentang fundamental di film ini saya teringat masa-masa kuliah dulu i.e. masa-masa pencarian jati diri, seorang sahabat saya benar-benar tertarik mendalami masalah agama, baginya tak cukup sesi diskusi seminggu sekali yang di fasilitasi oleh mahasiswa senior tetapi juga kegiatan-kegiatan khusus lainnya yang lebih advance. Hingga suatu saat sahabat yang lain curhat bahwa kami tak cukup Islami sehingga apabila kami berkunjung ke kamar kosnya maka seluruh lantai harus dilap kain basah dan mukena yang dipinjam untuk shalat mesti disucikan kembali. Dan beberapa teman-teman yang lain mengemukakan niatnya berpartisipasi di konflik yang terjadi di Maluku saat itu. Tak jauh berbeda dengan pemikiran orang Mesir iniBisa jadi setelah puluhan tahun, esensi pemikirannya menyebar kemana-mana.

Lalu di Amerika sendiri kaum anti liberal akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan berkeinginan mengubah Amerika kearah neo konservatif. Dan lambat laun dua gerakan ini berkembang dan menjadi musuh bagi satu sama lain.

Disini perang "kebaikan melawan kejahatan" dimulai. Untuk melindungi rakyat maka musuh harus diciptakan sekaligus ditaklukkan, bermula dari Russia hingga jaringan teroris yang sangat terkenal sekarang ini. Lucunya semuanya berdasarkan asumsi yang dibuat sendiri, dijual sendiri dan dibeli sendiri. Yah, demi keamanan nasional rakyat perlu ditakut-takuti supaya kebijakan yang mau diluncurkan mendapat legitimasi. Disisi lain demi menegakkan pemikiran fundamentalis sesama penganut agama sendiri darahnya menjadi halal. Sungguh mengenaskan mengingat kebanyakan yang menjadi korban adalah saudaranya sendiri. Film ini membuka cakrawala pemikiran baru buat saya. 

Ditengah kemaruknya perang atas nama yang Kuasa, menjelang pelantikan Obama kaum atheist dan agnostic menuntut lembaga kehakiman Amerika supaya sang Presiden tidak mengucapkan kata-kata "Tuhan bantulah saya"

Sepertinya, ada jurang baru yang melebar, tidak hanya antar agama-agama yang ada yang terus saling bertikai dan sulit untuk duduk bersama tetapi juga masuknya pemain-pemain baru yang iklan-iklan mereka meramaikan kendaraan umum yang lalu lalang di beberapa kota di Inggris dan Amerika baru-baru ini yang gencar mempertanyakan "untuk apa percaya dengan Tuhan".

Mungkin sudah saatnya pendidikan agama yang diajarkan disekolah-sekolah tak hanya memisahkan pelajar berdasarkan agamanya tetapi juga memuat sesi-sesi diskusi antar pelajar dengan agama yang berbeda sehingga anak didik bisa mempelajari agama satu dan lainnya, menarik persamaan dan perbedaan dan yang terpenting dengan pemahaman tersebut bisa menumbuhkan toleransi dalam hidup bermasyarakat.

Dengan masuknya pemain baru ini yang mengajak orang meninggalkan keyakinannya, sudah selayaknya bagi mereka yang masih percaya akan kekuatan yang Maha Tinggi untuk duduk bersama dan menjadi teladan, sehingga ketika ada yang mempertanyakan apa yang membuat ajaran agama pantas mendapat tempat, mereka mampu mendapatkan jawabannya.

Tentunya sambil tetap menghormati pilihan  mereka yang nyaman hidup tanpa merasa perlu menganut ajaran-ajaran tersebut.

No comments:

Post a Comment

Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: