Dan
secara tak sengaja setelah membaca halaman demi halaman dan meneliti
kata kunci sampai juga akhirnya di google video berjudul BBC Politics: The Power of Nightmares,
sebuah film dokumenter yang dimandori oleh Adam Curtis. Film ini
terdiri dari tiga seri : (1) Baby it's cold out there; (2) the Phantom
victory dan (3) The shadows in the cave. Bagi teman-teman yang punya
waktu silahkan di google saja judulnya dan bisa menonton film ini dari
google video.
Film ini dimulai dari kilas balik
tentang dua orang yang kurang lebih berpandangan sama tetapi tidak
identik satunya seorang Professor yang menganut paham neo-konservatif
dan seorang pelajar Mesir di Amerika yang pulang ke negerinya membawa
paham atau gerakan Islam fundamental.
Kedua-duanya
melihat adanya masalah dengan liberalisme. Disatu sisi berkembang Islam
yang fundamentalist dan disisi lain neo-konservatif menemui jalannya di
perpolitikan Amerika.
Sambil menonton paparan
tentang fundamental di film ini saya teringat masa-masa kuliah dulu i.e.
masa-masa pencarian jati diri, seorang sahabat saya benar-benar
tertarik mendalami masalah agama, baginya tak cukup sesi diskusi
seminggu sekali yang di fasilitasi oleh mahasiswa senior tetapi juga
kegiatan-kegiatan khusus lainnya yang lebih advance. Hingga
suatu saat sahabat yang lain curhat bahwa kami tak cukup Islami
sehingga apabila kami berkunjung ke kamar kosnya maka seluruh lantai
harus dilap kain basah dan mukena yang dipinjam untuk shalat mesti
disucikan kembali. Dan beberapa teman-teman yang lain
mengemukakan niatnya berpartisipasi di konflik yang terjadi di Maluku
saat itu. Tak jauh berbeda dengan pemikiran orang Mesir ini. Bisa jadi setelah puluhan tahun, esensi pemikirannya menyebar kemana-mana.
Lalu
di Amerika sendiri kaum anti liberal akhirnya memutuskan untuk terjun
ke dunia politik dan berkeinginan mengubah Amerika kearah neo
konservatif. Dan lambat laun dua gerakan ini berkembang dan menjadi
musuh bagi satu sama lain.
Disini perang
"kebaikan melawan kejahatan" dimulai. Untuk melindungi rakyat maka musuh
harus diciptakan sekaligus ditaklukkan, bermula dari Russia hingga
jaringan teroris yang sangat terkenal sekarang ini. Lucunya semuanya
berdasarkan asumsi yang dibuat sendiri, dijual sendiri dan dibeli
sendiri. Yah, demi keamanan nasional rakyat perlu ditakut-takuti supaya
kebijakan yang mau diluncurkan mendapat legitimasi. Disisi lain demi
menegakkan pemikiran fundamentalis sesama penganut agama sendiri
darahnya menjadi halal. Sungguh mengenaskan mengingat kebanyakan yang
menjadi korban adalah saudaranya sendiri. Film ini membuka cakrawala
pemikiran baru buat saya.
Ditengah kemaruknya
perang atas nama yang Kuasa, menjelang pelantikan Obama kaum atheist dan
agnostic menuntut lembaga kehakiman Amerika supaya sang Presiden tidak
mengucapkan kata-kata "Tuhan bantulah saya"
Sepertinya,
ada jurang baru yang melebar, tidak hanya antar agama-agama yang ada
yang terus saling bertikai dan sulit untuk duduk bersama tetapi juga
masuknya pemain-pemain baru yang iklan-iklan mereka meramaikan kendaraan
umum yang lalu lalang di beberapa kota di Inggris dan Amerika baru-baru
ini yang gencar mempertanyakan "untuk apa percaya dengan Tuhan".
Mungkin sudah saatnya pendidikan agama
yang diajarkan disekolah-sekolah tak hanya memisahkan pelajar
berdasarkan agamanya tetapi juga memuat sesi-sesi diskusi antar pelajar
dengan agama yang berbeda sehingga anak didik bisa mempelajari agama satu dan lainnya, menarik persamaan dan perbedaan dan yang terpenting dengan pemahaman tersebut bisa menumbuhkan toleransi dalam hidup bermasyarakat.
Dengan masuknya pemain baru ini yang mengajak orang meninggalkan keyakinannya, sudah selayaknya bagi mereka yang masih percaya akan kekuatan yang Maha Tinggi untuk duduk bersama dan menjadi teladan, sehingga ketika ada yang mempertanyakan apa yang membuat ajaran agama pantas mendapat tempat, mereka mampu mendapatkan jawabannya.
Tentunya sambil tetap menghormati pilihan mereka yang nyaman hidup tanpa merasa perlu menganut ajaran-ajaran tersebut.
Dengan masuknya pemain baru ini yang mengajak orang meninggalkan keyakinannya, sudah selayaknya bagi mereka yang masih percaya akan kekuatan yang Maha Tinggi untuk duduk bersama dan menjadi teladan, sehingga ketika ada yang mempertanyakan apa yang membuat ajaran agama pantas mendapat tempat, mereka mampu mendapatkan jawabannya.
Tentunya sambil tetap menghormati pilihan mereka yang nyaman hidup tanpa merasa perlu menganut ajaran-ajaran tersebut.
No comments:
Post a Comment
Anda menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan memberi komentar di bawah ini: