Thursday, April 11, 2013

Rasisisme di Australia

Pagi-pagi membuka jaringan TV ABC, 12/4/13 di layar tampak video yang menayangkan seorang wanita kulit putih yg berteriak di dalam bus, tepatnya kepada lelaki berkulit gelap di dekatnya. Salah satu kalimat  yang agak jelas adalah bahwa kakeknya yang turut serta dalam perang dunia ke-2, lebih lanjut ia mengatakan  yg di perjuangkan orang Australia asli, (original Australian) untuk menendang orang berkulit gelap keluar dari Australia.

Tindakan yang berbau rasis di dalam kendaraan umum bukanlah hal yang baru tampaknya di benua ini. Masih jelas dalam ingatan, serangan yang ditujukan kepada mahasiswa asal India dari periode 2009-2010 yang lalu yang menuai banyak kecaman di media massa.

Ternyata aksi-aksi individual ini tidak berhenti begitu saja, awal tahun ini tepatnya bulan February 2013, presenter televisi ABC Jeremy Fernandez yg mengantar anaknya ke sekolah juga mendapat serangan berbau rasis di bus yg mereka tumpangi. Dan malangnya ketika ia melapor kepada supir bus, ia malah disalahkan karena tidak pindah tempat duduk.

Sebelumnya turis asal Perancis juga mendapat perlakuan sama diatas bus yang mereka tumpangi, di Melbourne pada November 2012 lalu. Dipicu oleh nyanyian yang dilantunkan perempuan tersebut dalam bahasa Perancis, salah seorang pelaku mengatakan kepadanya untuk "menggunakan bahasa Inggris atau mati!". Disusul kejadian yang menimpa turis asal Korea di bus yang mereka tumpangi di Sydney awal April 2013. Pelaku yang mungkin menyangka korban adalah warga Jepang mengungkit soal serangan Jepang ke Australia dalam Perang Dunia ke-2.

Dalam serangan-serangan sebelumnya yang terasa mengenaskan adalah, tidak seorangpun penumpang lainnya yang berani menengahi situasi yang menimpa korban, semuanya diam membisu seperti tak terjadi apa-apa. Salah seorang warga keturunan Asia yang mencoba mengintervensi insiden yang menimpa turis Korea mengatakan tak ada penumpang lainnya yang mencoba membantunya mengatasi insiden tersebut.

Namun, setidaknya dalam insiden yang terjadi tadi pagi, penumpang lainnya turut ambil bagian dan meminta pelaku untuk diam. Hal yang sebelumnya tidak tercatat dilakukan penumpang lain yang menyaksikan serangan-serangan verbal berbau rasis ini.

Tampaknya rasisme akan terus muncul dan menjadi tantangan di negara yang menganut paham multikulturalisme ini. Seiring dengan menguatnya perekonomian China, India dan negara-negara non barat lainnya dan potensi keuntungan yang bisa diraup Australia lewat kunjungan wisata maupun mahasiswa internasional yang belajar disini, mau tak mau Australia harus lebih serius dalam menanggapi insiden seperti ini dan sejauh ini memang itu yang ditunjukkan aparat kepolisian yang cepat tanggap dalam menangani kasus-kasus seperti ini.