Tuesday, September 29, 2015

Melbourne on a weekend (Berakhir pekan di Melbourne)

Perjalanan ke Melbourne is quite unplanned. Bermula dari keinginin mengikuti pre-confrence workshop mengenai monitoring dan evaluasi yang di selenggarakan Asosiasi Evaluator Australia (AEA). Maka saya pun akhirnya menginjakkan kaki di Melboune awal September 15, lalu.

Sky Bus
Dengan penerbangan pagi dari Brisbane,  penerbangan dengan cuaca yg cukup nyaman, pesawat touched down di Tullamarine Airport pukul 9 pagi. Tak sulit untuk mencapai pusat kota (CBD), Sky Bus berwarna merah telah menanti di depan terminal 3 dan dalam waktu 20 menit bus tersebut tiba di kawasan Dockland. Bagi yang senang dengan transportasi lokal pilihan sky bus ini selain ekonomis juga praktis. Karena bus mengantarkan kita langsung ke CBD.

Salah satu yang saya sukai dari Melbourne adalah transportasi gratis selama dalam kawasan CBD. Dan yang lebih menyenangkan lagi ada tram city circle (routes 35) yang mengelilingi CBD selama lebih kurang 45-50 menit yang bisa dipakai buat hop on/off mengunjungi berbagai pusat wisata di kota ini. Bagi wisatawan yang akan ke Melbourne ada baiknya mencermati rute tram ini untuk menyusun itenerary.

Setibanya di Southern Cross terminal, saya berjalan kaki dua blok menunggu tram yang akan membawa saya ke Victoria Market, tetapi dua stasiun sebelumnya saya memutuskan turun dari tram dan menyusuri Elizabeth street CBD yang baru mulai bergeliat di pagi hari. Warung-warung  kopi dan pertokoan baru mulai buka dan aromanya menyesap ke udara. Pada satu toko saya melihat banyak sekali orang yang antri, biasanya ini pertanda makanan enak! Sekilas saya teringat menemukan pizza yang sangat lezat di salah satu jalan kecil di Roma, yang saya cicipi setelah melihat antrian yang panjang. Demikianlah, pagi itu satu cangkir kopi, sepotong gozleme dengan bayam dan keju menyapa perut saya dan membuat perkenalan yang menyenangkan dengan Melbourne.

Setelah bertemu dengan K sahabat lama saya, lalu checked in di apartemennya yang terletak satu blok dari Victoria Market, kami berjalan menuju University of Melbourne, untuk mengecek lokasi workshop keesokan harinya. Meninggalkan Asia Myer Centre, kami melewati toko underground yang menjual pakaian dengan potongan harga. Toko berukuran sedang ini cukup menakjubkan, berbagai fashion label asal Amerika dijual disana dengan potongan harga 40-50%. Bagi yang pernah ke OZ, mungkin paham bahwa disini lebih banyak fashion bermerk lokal yang tersedia. Memasuki toko itu serasa kembali ke Macy's atau Nordstrom, hanya saja dengan jumlah terbatas dan harga miring. Untunglah kami berdua lepas dari jebakan shopping yang pertama ini.

Tak jauh dari toko itu, kami melihat restoran Norsiah di Carlton St, restoran rasa Malaysia yang sangat ramai, iseng kami ikut ngantri ke dalam, ternyata makanan yang familiar dengan lidah kita tersaji dibalik etalase kaca. Maka kamipun menikmati nasi campur dengan rendang dengan merogoh kocek $6 saja. Ciyus! Masih kaget menemukan makanan dengan harga ini di OZ.

Shopping di Richmond
Lalu kami menghabiskan sisa hari di wilayah Richmond. Teman kuliah K menyarankan kami jjs ke tempat ini. Benar saja, begitu turun dari tram, kami langsung kalap melihat begitu banyak toko yang sale di sepanjang jalan. Dan menjadi konsumer terakhir penutup toko dan kembali dengan berbagai jinjingan di tangan :)

Lygon street

Minggu pagi, kami sarapan di Brunetti kafe di Lygon St, jalan ini semacam Little Italy-nya kota Melbourne. Kami juga janjian dengan si uni yang merupakan kenalan lama di Qld. Jadilah pagi itu kami bertiga menikmati kopi, plus salmon baguette buat saya. Ah sekilas, tempat ini mengingatkan akan Paul's di Washington DC, kafe di dekat kantor dulu dengan baguette-nya yang super yummy!

Mengingat satu hari habis terpakai untuk mengikuti workshop dan itenerary yang tidak begitu ambisius kali ini, maka dua hari yang tersisa di Melbourne benar-benar digunakan untuk leyeh-leyeh. Entah mengapa, biasanya saya ambisius dengan daftar tempat yang ingin dikunjungi tetapi kali ini, bertemu K saja rasanya sudah menyenangkan. Selain dulunya sama-sama bekerja di organisasi yang sama, sesekali kami juga travel bersama. Dalam kurun 9 tahun belakangan tak selalu kami dapat bertemu, tetapi jika ada kesempatan meski hanya ngopi satu jam, ngupdate kehidupan terkini terasa lebih dari cukup. Mungkin benar kata banyak orang, persahabatan tidak mesti dilihat dari jumlah waktu yang dihabiskan bersama.

Hosier Lane Street Art
Jika di kebanyakan kota, graffiti di larang, maka di Melbourne seni ini di akomodir. Salah satunya di Hosier lane. Disini dinding dinding bangunan di lorong Hosier di penuhi graffiti dan mural berukuran besar. Tak jauh dari tempat ini di Devgrave st, juga terdapat underpass yang menjadi ajang seniman berekspresi. Di sepanjang Devgrave juga terdapat berbagai tempat ngopi asik.

Victoria Market

Rasanya sudah lama sekali tidak menjajal pusat pasar tradisional. Lokasinya yang berjarak satu blok dari penginapan membuat kami mendatangi Victoria Market pada Minggu pagi. Kami memasuki dari bagian penjualan daging, berbagai macam daging di jual disana, sekilas mengingatkan akan Mercado de Joseph-nya Barcelona. Tetapi jika disana stall-nya dihiasi buah-buahan aneka warna dan cured meats, maka di tempat ini justru butcher-nya yang berjaya. Kami berjalan ke bagian belakang dimana musisi jalanan mulai beraksi, dan beberapa pengunjung larut dalam gerak tubuh mengikuti lantunan irama, sementara yang lainnya antri di warung kopi. Di bagian belakang kami mendatangi stall pakaian kulit, jaket, coat, tas, dompet dan berbagai barang lainnya terpajang disini. Demikian juga sepatu-sepatu dengan harga miring. Dibandingkan membeli di toko-toko di pusat perbelanjaan, harga di Victoria Market jauh lebih ramah. Jacket kulit yg biasanya diharga $300 bisa di dapat disini separuh harga.

Tak banyak tempat yang didatangi kali ini, menjelang sore kami menaiki city circle tram dan membuat mental note, akan tempat-tempat yg perlu didatangi pada kunjungan berikutnya.

Investasi
Tiket pp Brisbane-Melb $300-an
Mamak restoran CBD $6-13
Borek Bakehouse $2-6
Brunetti Cafe $4-$18
Norsiah, Malaysian restaurant $6
Indian Resto Lygon Street $15