Wednesday, May 8, 2013

Pantaskah perang (agresi) dirayakan?

Tanggal 25 April yang lalu Australia merayakan Anzac day. Hari bersejarah dimana pasukan Australia dan New Zealand dibawah komando "British Empire" dan sekutunya melakukan pendaratan di Gallipoli, Turki yang dikuasai dinasti Ottoman.

Dari berbagai sumber yang saya baca, Anzac day ini merupakan momen berkabung bagi 7,594 tentara Australia yang tewas dalam perang tersebut termasuk 20.000 lainnya terluka. Dan secara total sekitar 100.000 prajurit dari kedua belah pihak tewas.

Sementara banyak juga yang menganggap peristiwa Galipolli sebagai momen yang melahirkan kesadaran berbangsa bagi Australia sendiri terutama dengan konsep "ANzac Legends" yang mewakili karakter yang diusung para prajurit Anzacs yang kemudian dianggap sebagai karakter nasional bagi kedua negara, antara lain: ketahanan, keberanian, kecerdikan, humor yang baik, persahabatan. Yang pada akhirnya menjadikan kedua negara sebagai negara yang berdaulat dan mengatur pemerintahan sendiri.

Mungkin sulit bagi orang luar seperti saya untuk memahami mengapa hari yang menandai agresi sekelompok negara ke negara lainnya yang menewaskan begitu banyak orang patut dirayakan dan (mungkin) dibanggakan? Sama sulitnya memahami berbagai perang yang terjadi saat ini, yang menewaskan begitu banyak warga sipil tak berdosa dengan alasan-alasan yang tidak terbukti seperti penyerangan ke Irak untuk mencegah senjata pemusnah massal yang sampai saat ini tidak terbukti keberadaannya.

Mungkin pantas bila yang dirayakan adalah kemenangan melawan agresor, tetapi jika suatu bangsa menginvasi bangsa lain yang berada sangat jauh letaknya dan tidak melakukan apapun terhadap bangsa penyerang ini, dimana logika yang membenarkan keterlibatan dalam perang ini berasal?

Ah, seandainya setiap bangsa yang terlibat dalam peperangan semacam ini, setidaknya mempertanyakan mengapa mereka terlibat dalam peperangan di negeri yang jauh?
mengapa anak-anak harus kehilangan ayah dan ibu mereka dan orang tua kehilangan putra-putri mereka?
dan mengapa terlibat dalam perang yang membawa kerusakan mental bagi mereka yang terjun di dalamnya kelak setelah perang berakhir seperti yang banyak dialami veteran perang di Amerika?
Seandainya saja mereka tidak hanya sekedar ikut karena negara mitranya meminta mereka membantu peperangan yang sama sekali tidak mengancam kedaulatan negaranya mungkin mimpi-mimpi perdamaian semakin nyata.